Minggu, 04 Juni 2017

Cinta Dunia dan Punya Dunia

Orang thoriqoh itu harus cinta dunia dan punya dunia.
Tapi, cinta pada dunia tidak mengalahkan cintanya kepada Sang Pencipta Dunia...
Cinta pada dunianya tembus kepada Sang Penciptanya...
Punya dunia tapi tidak diakui punya, menyadari cuma titipan, semua dunia yang ada padanya diakui hanya punyaNya.. Setiap saat yang EmpuNya-nyah minta ya dikembalikan, diberikan...
Sikap terhadap dunia yang ada padanya seperti Tukang Parkir yang ketitipan markir mobil...
Mobil macam apa saja yang datang sikapnya biasa saja, termasuk saat yang empunya mobil mengambilnya kembali, biasa saja, tidak sakit hati, sedih, karena sadar semua cuma titipan...
Itulah sikap Zuhud. Orang zuhud itu, dawuh Hadrotusyeikh Abah Aos Ra Qs, wajib punya dulu (dunianya). Wajib kaya raya dulu orang thoriqoh itu, biar ada sesuatu yang dilepaskan (kekayaannya itu). Kalau tidak punya (dunia), apa yang mau dilepaskan?
Harta benda bagi orang thoriqoh adalah babu/pelayan yang bisa disuruh-suruh kapan saja dia mau untuk melayani majikan-Nya, Alloh dan wakil Alloh di dunia, Hadrot Syeikh Mursyid. Berdasarkan sabda Tuan Syeikh Abdul Qodir al-Jailani, "Dan hartamu pelayanmu dan kamu pelayan Tuanmu (Guru dan Alloh)" [wa kaanal maalu khodimuka wa anta khoodimul maula].
Terakhir, ada komando dari Hadrotusyeikh Abah Aos: "Kepada para Ikhwan harus punya banyak uang agar bisa shodaqoh".
Yuk berlomba-lomba mencari dan dicari dunia...
Salam, Abah Jagat al-Khoolish [Khoodimul Khosh Hadrotusyeikh Abah Aos]
Catatan ini berasal dari pertanyaan ikhwan:
Owh gth... punten misalkan kalao ada orang ia bertariqat... tapi ia masih mengagul agulkan kecintan terhadap dunianya... apakah orang tersbut bisa masih bisa di katakan orang bertariqat..?
Share:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

,

Abah Jagat
PhD Student at Tilburg University, Holland 


Unordered List